NTT Nusa Terinfeksi Berbagai Virus Dan Bencana

NTT Nusa Terinfeksi Berbagai Virus Dan Bencana

Gl🌐baltwo Indomedia Online/Ijin Share.g-indomed/vhe5eryput/Kupang/23/6/2023.




Daerah Nusa Tenggara Timur yang terkenal dengan Provinsi Kepulauan memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang berlimpah termasuk Peternakan. Hewan Anjing peliharaan termasuk sumber kekayaan alam itu sendiri; Tak ayal kini NTT berhadapan lagi dengan persoalan serius yakni Virus Rabies (baca: Virus anjing gila) kini menyebar dan menjadi ancaman berbahaya di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Bencana demi bencana terus saja melanda NTT mulai dari Kemiskinan, Stunting, Bencana Covid-19, Bencana Seroja, Bencana Virus Babi dan entah nanti apalagi di besok hari; Apa yang salah dengan negeri ini, Apa dosa, apa dan siapa penyebabnya; Mungkin bukan itu masalahnya; Yang penting adalah kebersamaan dan kerjasama, keroyokan untuk mengatasi setiap permasalahan hidup di negeri ini dengan semangat NTT Bangkit Menuju Sejahtera; Terkait Virus Rabies Anjing gila mudah mudahan kita benar benar tidak dibuatnya gila.
Pemerintah Provinsi NTT melalui Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Johanna Lisapaly, SH.,M.SI dan Kepala Dinas Kesehatan dan Kependudukan dan Catatan Sipil NTT,  Ruth D. Laiskodat, S.Si,APT.,M. Melalui biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT Prisila Q.Parera mengadakan jumpa pers dengan awak media di lantai 1 Kantor Gubernur NTT pada Jumat 23 Juni 2023 terkait Kasus rabies di Provinsi Nusa Tenggara Timur terutama di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Kepala Dinas Kesehatan, Ruth Laiskodat, dalam keterangannya mengatakan, Timor Tengah Selatan (TTS) menjadi daerah, dengan jumlah kasus rabies terbanyak dengan 515 kasus. Dari 5.940 kasus rabies sebanyak 4.998 orang telah diberikan vaksin anti-rabies dan tercatat pasien meninggal sebanyak 10 orang.

“Pasien meninggal akibat gigitan anjing Rabies terbanyak di TTS dengan tiga orang, sedangkan di Ende ada dua, Manggarai dua, Sikka satu,” ungkapnya.

Ia mengatakan, Rabies merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan tepat. Untuk itu, penting juga bagi kita untuk mengenali ciri-ciri anjing yang terinfeksi rabies guna mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

Menurutnya, Anjing yang mengalami rabies seringkali menunjukkan perubahan perilaku yang mencolok. Mereka dapat menjadi agresif, gelisah, atau justru menjadi sangat tenang dan kurang responsif terhadap lingkungan sekitar.

Dikatakan, penyebaran virus rabies saat ini tersebar di sejumlah kabupaten di NTT, di antaranya, Kabupaten Sikka, TTS, Ende, Lembata, Flores Timur dan Manggarai.

Untuk itu dirinya mengimbau masyarakat yang terkena gigitan rabies bisa segera mencuci luka akibat gigitan dengan deterjen selama 15 menit ditempat air mengalir.

“Karena sifat dari virus rabies ini berlemak, tentu dia bisa tereliminasi jika dicuci dengan deterjen. Setelahnya bisa langsung menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan tindakan medis,” jelasnya.

Ruth Laiskodat Kadis Kesehatan NTT juga meminta warga untuk mengikat semua anjing peliharaan guna mencegah terjadinya penularan penyakit rabies menyusul munculnya kasus gigitan anjing rabies di wilayah NTT.

Salah satu cara mencegah terjadinya penularan penyakit rabies menurutnya, adalah dengan mengikat anjing peliharaan sehingga anjing tidak berkeliaran.

Selain memastikan anjing peliharaan tidak berkeliaran, dia menyampaikan bahwa warga mesti memvaksinasi anjing mereka agar tidak terinfeksi dan menularkan virus rabies.

Guna mencegah penyakit rabies atau penyakit anjing, vaksinasi rutin harus dilakukan pada hewan peliharaan yang bisa menjadi perantara penularan virus rabies dengan mendatangi satuan layanan kesehatan.

Pada Kesempatan yang sama , Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Johanna E. Lisapaly, SH., M.Si mengatakan, guna pencegahan virus Rabies menyebar diperlukan  pengadaan vaksin karenanya diperlukan pembiayaan dan ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurutnya, 6.000 dosis vaksin sudah didistribusikan langsung ke TTS.

Johanna mengaku, di Kabupaten Timor Tengah Selatan, terdapat 515 Korban gigitan anjing yang tercatat dan melaporkan, namun setelah dilakukan penelusuran ternyata tidak semuanya merupakan gigitan dari anjing yang terinfeksi rabies, saat ini telah dilakukan tindakan perawatan.

Ia menambahkan, jumlah populasi anjing di TTS mencapai 70 ribu ekor. Ia juga berharap seluruh hewan penular rabies (HPR) tersebut bisa dapat divaksin.



“Kami berharap (kasus rabies) tidak menyebar ke daerah yang lain. Kami sudah membentuk satuan tugas bahkan masing-masing daerah membangun posko rabies untuk penanganan dan pengendalian lintas sektor dari seluruh stakeholder,” jelas Johanna.

“Manusia memang pasti meninggal, tapi tidak harus meninggal dengan gigitan Rabies,” tandasnya.

Kiranya kasus rabies ini juga dapat segera teratasi dan hilang dari daerah ini sebagaimana kasus virus covid -19 yang telah pergi karena upaya bersama kita.  pantauan media ini jumpa pers yang berlangsung pada Jumat 23/6/2023 berlangsung lancar, aman dan damai.*vhe5eryput.

Gl🌐baltwo Indomedia Online/Ijin Share.g-indomed/vhe5eryput/Kupang/23/6/2023.





Iklan

Iklan